Google Trends memberikan sebuah data tentang peningkatan pencarian masyarakat Indonesia terhadap isu perlindungan data pribadi yang melonjak hingga 750 persen dalam kurun waktu satu tahun terakhir.
Isu perlindungan data pribadi juga berkaitan dengan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
“AI dan data pribadi memiliki pengaruh yang besar terhadap bisnis. Teknologi bisa membantu manusia untuk menjadi lebih produktif, bisa memberi pekerja membuat keputusan yang baik,” kata Pendiri dan Kepala Eksekutif Kata.ai, Irzan Raditya, di Jakarta, Rabu malam, 24 Juli 2019.
Menurut Senior Expert untuk E-Commerce Roadmap Project Management Office Kementerian Koordinator Perekonomian, Indra Purnama, Indonesia tertinggal dalam mengadopsi teknologi, sehingga tingkat kesadaran masyarakat akan perlindungan data pribadi masih rendah.
“Negara maju sudah melangkah jauh, kita di sini masih belum sadar. Tapi, setidaknya sekarang pemerintah sudah sadar makanya saat ini sedang diperjuangkan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi,” ungkap dia.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, mengaku jika pemerintah juga berencana membangun big data agar bisa memberikan layanan yang akurat.
“Nantinya akan satu data, jangan sampai over. Ini akan kita perbaiki. Contohnya itu data pertanian dan perdagangan, kan, selalu beda. Ternyata pertanian datanya by input, sedangkan perdagangan by output. Jelas beda,” tutur Semuel.
Kendati demikian, ia mendorong masyarakat dan perusahaan teknologi untuk bersama-sama menjaga data pribadi.
Menurutnya, perkembangan teknologi puncaknya ada di etika. Apabila suatu perkembangan tidak sesuai etika kemanusiaan, tentu inovasi akan berhenti sampai di sana.