Mulyadi (84) sumringah saat mendapatkan kupon sembako dan pengobatan gratis dari Polri. Warga Desa Pangkalan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat itu mengaku dalam beberapa bulan terakhir tak enak badan.
Faktor usianya menjadi penyebabnya. Termasuk indra pendengarnya yang tak lagi berfungsi secara normal. Mulyadi dibantu Bhanhinkamtimbas Desa Pangkalan Bripka Hermawan saat berobat gratis di acara HUT Bhayangkara ke-73 yang digelar di lapangan sepakbola Desa Kasugengan Lor, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon.
Mulyadi mengeluhkan kondisinya, batuk dan pendengarannya yang tak lagi normal. “Nging, ngin, telinganya bunyi. Badan sakit semua, kepala sering pusing sama batuk-batuk,” kata Mulyadi kepada petugas kesehatan.
Mulyadi mengaku sudah berobat ke Puskesmas namun sakitnya tak kunjung sembuh. “Sudah lebih 20 kali ke Puskesmas, ke mantri, tapi ya tidak sembuh-sembuh,” katanya.
Sementara itu, Bhabinkamtibas Desa Pangkala Bripka Hermawan mengatakan Mulyadi tercatat sebagai warga kurang mampu. Mulyadi hidup sebatang kara.
“Istrinya sudah meninggal. Hidupnya di rumah gubuk, sendirian. Jadi saya bawa ke sini, biar dapat bantuan. Selain Mulyadi ada yang lain juga,” kata Hermawan.
Di tempat yang sama, Kakorbinmas Baharkam Polri Irjen Widiyarso Herry Wibowo mengatakan kegiatan pengobatan gratis dan bakti sosial kepada masyarakat Cirebon merupakan agenda bagian dari HUt Bhayangkara ke-73.
“Kita melaksanakan di beberapa tempat dan ini adalah lokasi terakhir. Kita mengalokasikan kupon sebanyak 1.000 untuk masyarakat tak mampu, serta menyiapkan tambahan logistik sebanyak 500 paket sembako,” katanya.
Lebih lanjut, Widiyarso menyebutkan lebih dari 2.000 masyarakat Cirebon mendapatkan pelayanan pengobatan gratis. Ia mengatakan Polri telah membantu sekitar 60.000 masyarakat se-Indonesia selama gelaran HUT Bhayangkara.
“Jika ditotal se-Indonesia, kita mendapat catatan rekor MURI yaitu bakti sosial terbanyak untuk melayani dhuafa dan anjangsana. Totalnya di atas 60.000 warga masyarakat yang dibantu dalam sebulan ini,” ucapnya.
Dari 60.000 masyarakat yang mendapatkan bantuan itu, dikatakan Widiyarso, 1.000 di antaranya merupakan masyarakat yang mendapatkan bantuan secara door to door atau anjangsana. “Semoga apa yang dilakukan kita ini bisa bermanfaat untuk masyarakat,” kata Widiyarso.
